Disegel
Pihak rekanan saat melakukan penyegelan gedung praktik SMKN 1 Pringgasela Rabu (31/5). Penyegelan dilakukan lantaran pembayaran sisa pekerjaan tambahan yang  telah dilakukan di Januari 2023 tak kunjung dibayar Dikbud NTB

LOMBOK TIMUR-  Pembangunan gedung praktik SMKN 1 Pringgasela Kecamatan Pringgasela menyisakan masalah. Hal tersebut disebabkan  karena sisa pengerjaan dari proyek  yang sebelumnya dikerjakan dari Dana Alokasi Khusus (DAK)  tahun 2022  yang digelontorkan  Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB sampai sekarang belum kunjung  dibayar   ke pihak  rekanan  sebesar  Rp. 139 juta. 


Buntut dari masalah  ini  pihak rekanan  mendatangi SMKN 1 Pringgasela  melakukan penyegelan  gedung praktik  yang telah dibangun  tersebut , Rabu (32/5). Aksi penyegelan ini tak lain karena  kesal lantaran  tak kunjung mendapatkan kejelasan dari  Dikbud NTB dalam hal ini Kabid SMK selaku  yang bertanggung jawab  terkait  pengerjaan proyek ini. 

 

"     Pengerjaan telah selsai  Januari 2023  tapi sampai sekarang  belum kunjung dibayar oleh dinas   " kata Syafruddin  selaku rekanan. 


 Pembangunan  gedung praktik  ini terang dia merupakan proyek swakelola yang  bersumber dari DAK  2022 dengan pagu anggaran sekitar Rp. 985 juta.  Berbagai item pengerjaan yang bersumber dari DAK ini telah  rampung dikerjakan  Desember 2022.  Namun  selang beberapa waktu  kemudian  lanjut dia,  Kabid SMK Dikbud NTB Khaerul Ikhwan memintanya untuk melanjutkan beberapa item pekerjaan tambahan secara swadaya. Diantaranya    pemasangan keramik,  acian ,cet tembok,  ,cet  baja pembuatan taman termasuk juga  ACV selasar. Pengerjaan  tambahan ini dimulai   Januari  2023 dan selesai di bulan itu juga.  Setelah  selesai , ia   pun mengajukan   sisa pembayaran pengerjaan,  namun   kabid  malah bilang tidak ada anggaran.  Ia pun pun disuruh ke sekolah.  Tapi pihak sekolah juga  tidak mau membayar dengan dalih    tidak ada   anggaran dan juga tidak ada perintah dari dinas.  


" Kalau pekerjaan DAK 2022  tidak ada masalah. Ini   yang bermasalah  adalah pekerjaan tambahan yang swadaya dengan nilai pekerjaan Rp. 139 juta" bebernya.


  Yang lebih disesalkan  kabid yang bersangkutan juga malah memintanya untuk membongkar  kembali  pekerjaan yang telah dilakukan .   Namun yang bersangkutan tidak mau gegabah seperti itu. Ia  tetap menginginkan supaya masalah ini diselesaikan dengan cara yang baik.  Paling tidak mereka diberikan kepastian kapan sisa pengerjaan itu sanggup untuk  dibayar oleh pihak dinas.  


" Kami tetap ada itikat baik untuk menyelsaikan masalah pembayaran ini. Paling tidak kita ingin supaya biaya pekerjaan itu saja yang diganti. Soalnya itu akan kita pakai untuk membayar tukang, termasuk juga pembayaran bahan yang telah kita ambil di toko " pintanya


Upaya penagihan ke Kabid yang bersangkutan  telah berulang kali dilakukan. Terakhir  penagihan dilakukan bersama dengan kepala SMKN 1 Pringgasela. Namun toh juga tetap tidak  ada kejelasan. Tapi tegas dia jika pihak Dikbud NTB tetap tidak mau melakukan pembayaran, maka dengan terpaksa beberapa item tambahan ini  akan mereka bongkar. 


 " Untuk sementara  kita minta  pihak dinas memberikan  kepastian kapan sisa pengerjaan itu akan dibayar.  Soalnya saya endak enak ke pekerja yang sampai sekarang upahnya belum saya kasih. Belum lagi hutang di toko yang  juga belum kita bayar.  " tandasnya.


Terpisah Kabid SMK Dikbud NTB  Khaerul Ikhwan ketika dikonfirmasi melalui via telpon dan pesan WhatsApp terkait persoalan yang bersangkutan tak kunjung memberikan jawaban. (glk)