Muksin


LOMBOK TIMUR -Keberadaan Tambang Mineral Bukan Logam dan Bebatuan (MBLB) di Lombok Timur belum memberikan sumbagsih yang berarti bagi daerah. Hal tersebut dilihat dari realisasi PAD Lombok Timur bersumber pajak dari MBLB ini terbilang masih cukup jauh.


Masih rendahnya realisasi pajak MBLB yang didapatkan Lombok Timur disebabkan karena sejumlah persoalan. Pertama karena pajak dari MBLB tersebut belum digarap maksimal termasuk juga dipicu masalah adanya penolakan dari pemilik tambang maupun sopir dumtruk terkait besaran pajak dan retribusi yang harus dibayar.


"Masih rendahnya PAD kita dari MBLB ini memang karena masih tingginya penolakan dari pelaku usaha tambang maupun para sopir " kata Kepala Bapenda Lombok Timur Muksin.


Melihat potensi PAD dari MBLB iLombok Timur bisa meraup PAD yang nilainya bisa mencapai angka Rp. 400 juta dalam sehari. Terlebih lagi usaha tambang MBLB makin menjamur dengan jumlah sekitar 21 tambang terutama jenis galian C " Dalam sehari tambang tersebut bisa mengeluarkan sampai 50 truk materil tambang. Kalau dikalikan sekian tambang berapa truk tambang kita yang dikeluarkan entah itu di bawa ke sekitar wilayah Lotim maupun ke luar " terang dia.



Potensi PAD yang didapatkan dari MBLB ini terang dia tidak sebanding dengan kondisi di lapangan. Dari ratusan juta potensi PAD yang bisa didapatkan dalam sehari dari MBLB ini namun yang terealisasi hanya sekitar Rp. 10 juta dalam sehari " Semester pertama PAD dari MBLB ini baru sekitar Rp. 6,4 miliar sedangkan target pajak yang harus kita penuhi sekitar Rp. 70 han miliar " tutupnya. (glk)