Direktur Direktorat Air Minum Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR saat turun langsung melihat dan mengawasi  pengerjaan Proyek SPAM Pantai Selatan  di Desa Kotaraja Kecamatan Sikur



SELONG-  Proyek SPAM Pantai Selatan yang proses pengerjaannya terus dikebut juga menjadi atensi Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR). Hal itu tak lepas   karena masih terjadinya berbagai  polemik di lapangan. Proyek ini awalnya ditargetkan akan tuntas dikerjakan di tahun 2023 ini. Namun karena adanya sejumlah kendala di lapangan menyebabkan pengerjaan proyek  dengan nilai anggaran sekitar Rp. 125 miliar ini  tersendat.


Untuk memastikan keberlangsungan pengejaan proyek tersebut pihak dari Kementerian PUPR dalam hal ini Direktur Direktorat Air Minum Dirjen Cipta karya turun langsung ke lokasi  untuk melihat langsung berbagai item yang dikerjakan. Kedatangan pihak dari PUPR ini tak lain  untuk memastikan bahwa  pengerjaan proyek tersebut harus tuntas dikerjakan. Berbagai persoalan yang ada juga diminta supaya diselesaikan.


" Pengerjaan proyek ini akan mendekati waktu penyelesaian.  Sejumlah persoalan  terutama yang bersifat non teknis harus segera diselesaikan " pinta  Direktur Direktorat Air Minum Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR 

 Anang Muchlis ketika melihat lokasi pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) di Desa Kotaraja Kecamatan Sikur  Senin kemarin.



Lebih lanjut disampaikan, berbagai persoalan yang terjadi ditingkat bawah semuanya  harus diselsaikan dengan baik tentunya dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat dan unsur terkait lainnya yang terlibat didalamnya. Hal seperti itu penting dilakukan supaya pengerjaan proyek ini bisa segera tuntas sehingga keberadaan SPAM  bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas.


" SPAM ini adakah  proyek besar dan anggarannya juga sangat besar. Hanya daerah tertentu saja yang bisa mendapatkan proyek seperti ini. Apalagi anggaran pengerjaanya merupakan  pinjaman  Bank Dunia, bukan dianggarkan melalui APBD . Jika persoalan ini tidak bisa diselesaikan  dengan baik maka tentunya  akan menjadi catatan tersendiri oleh Bank Dunia " tutupnya.


Sementara itu Pj Bupati Lombok Timur HM. Juaini Taofik   menjelaskan terkait dengan berbagai sumber mata air yang akan dialirkan untuk proyek SPAM ini, salah satunya   sumber mata air Tibu Krodet . Disampaikan diawal perjalanan pengambilan  sumber mata air ini tidak ada persoalan berarti.  Namun persoalan muncul ketika akan mulai dilakukan pemasangan pipa.  Dimana pipa  tersebut diangkut kembali oleh sekelompok masyarakat.  Pengambilan titik air ini sebut dia  sudah mendapat rekomendasi dari Balai Wilayah Sungai (BWS) sesuai dengan besaran pengambilan air yang didistribusikan ke Instalasi Pipa Air (IPA) di Desa Kotaraja. Dan penyaluran air itu pun tidak sebesar yang diisukan selama ini karena dikhawatirkan sumber air akan habis.


" Munculnya kembali  persoalan ditingkat bawah lebih ini tak lain disebabkan  karena ada miskomunikasi antara warga lainnya.  Sebab  informasi ditengah masyarakat jika sungai Kokoq Tibu Krodet itu akan dibendung kemudian airnya akan dialirkan ke IPA di Desa Kotaraja "  tuturnya..


Informasi  yang tidak benar itulah yang menyebabkan munculnya penolakan dari masyarakat. Yang jelas kata dia   jika informasi tersebut  sama sekali tidak benar adanya. Sebab, air yang digunakan untuk dialirkan ke IPA Kotaraja merupakan air limpahan. Sehingga tidak mengganggu aktivitas irigasi pengairan petani setempat dan sekitarnya.


"SPAM Selatan ini milik kita, milik masyarakat Lombok Timur meski anggarannya dari Bank Dunia melalui Kementerian PUPR, toh seluruhnya akan diserahkan kepada Kabupaten Lombok Timur setelah pekerjaan ini selesai," tutupnya. (glk)