LOMBOK TIMUR- Penjabat Bupati Lombok Timur (Lotim), H M Juaini Taofik, menggarisbawahi pentingnya fokus sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran di tengah berbagai tantangan pasca Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Hal ini disampaikan sebagai respons terhadap perhatian berlebih terhadap jumlah siswa daripada mutu pendidikan.


HM. Juaini Taufik


"Kualitas pendidikan dan pembelajaran harus menjadi fokus utama kita, bukan sekadar jumlah siswa yang mendaftar," ujar Juaini.


Beliau menekankan bahwa di banyak negara, keberhasilan sebuah sistem pendidikan tidak selalu diukur dari jumlah siswa yang besar. Oleh karena itu, Juaini mendorong sekolah di Lotim, terutama yang memiliki siswa sedikit, untuk meningkatkan prestasi akademik sebagai bukti nyata dari kualitas pendidikan yang mereka tawarkan.


Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah kondisi fisik beberapa sekolah yang membutuhkan renovasi, seperti SDN 2 Batuyang. Namun demikian, Juaini memastikan bahwa sekolah ini akan segera direhabilitasi pada tahun ini dengan anggaran sebesar Rp 1,7 miliar dari Dana Alokasi Umum (DAU).


"Kami menyadari bahwa ada keterlambatan dalam proses rehabilitasi pasca gempa tahun 2018. Namun, kami akan memastikan bahwa penggunaan dana pemerintah sesuai dengan ketentuan yang berlaku," tambahnya.


Dalam konteks bencana alam yang pernah melanda, Kepala BPBD Lotim, Lalu Muliadi, menambahkan bahwa hanya satu sekolah yang bisa dibangun kembali oleh BPBD tahun ini. Sementara itu, sisanya akan ditangani oleh Dinas Pendidikan menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) dan DAU.


"Upaya kami adalah untuk memastikan sekolah-sekolah yang rusak berat dapat segera mendapat perbaikan, meski tantangannya besar," ujar Lalu Muliadi.


Kepala SDN 2 Batuyang, Zohrah, menegaskan bahwa meskipun kondisi belajar mengajar terganggu akibat belum direnovasinya sekolah, kegiatan pembelajaran tetap berjalan dengan cara kreatif. Namun, cuaca panas sering membuat para siswa memilih belajar di bawah pohon yang memberikan kenyamanan.


"Dampak dari belum direnovasinya sekolah ini, salah satunya adalah penurunan jumlah siswa. Namun, kami terus berupaya untuk menarik minat orang tua dan siswa dengan berbagai inisiatif, termasuk pengadaan transportasi odong-odong," papar Zohrah.


Juaini menambahkan bahwa pemerintah daerah siap mendukung segala upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Lotim, walaupun dihadapkan pada berbagai kendala seperti infrastruktur sekolah yang belum memadai dan proses rehabilitasi yang memakan waktu.


"Situasi ini menegaskan komitmen kita untuk meningkatkan kualitas pendidikan sebagai prioritas utama di Lotim. Harapan saya adalah agar sekolah-sekolah di daerah ini terus berinovasi dan memberikan pendidikan berkualitas bagi generasi mendatang," tutup Juaini. (glk)