LOMBOK TIMUR-  RSUD dr. Raden Soedjono Selong telah mengambil langkah inovatif dengan mengubah sampah organik menjadi pupuk kompos. Langkah ini diinisiasi pada tahun 2021 oleh Kepala Instalasi Kesehatan Lingkungan RSUD, sebagai respons atas peningkatan sampah yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19.



Direktur RSUD dr. Raden Soedjono Selong dr. Hasbi Santoso saat meninjau lokasi pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos Jumat (12/7) 


Direktur RSUD dr. Raden Soedjono Selong, dr. H. Hasbi Santoso, menjelaskan bahwa awalnya program ini hanya sebatas inisiasi untuk mengelola sampah organik di rumah sakit mereka. Namun, pada tahun 2023, produksi pupuk kompos dari RSUD Selong meningkat secara signifikan. Pupuk kompos ini dikemas dalam kantong berukuran 2 kilogram dan dipromosikan melalui banner yang dipasang di berbagai sudut rumah sakit. Pengunjung yang membawa botol plastik dapat memperoleh satu kantong pupuk kompos secara gratis, bersama dengan bibit tanaman, sebagai bagian dari upaya mereka dalam mendukung lingkungan.


"Inisiatif ini mendapat sambutan positif dari masyarakat, baik internal pegawai maupun pengunjung. Kami telah meningkatkan jumlah wadah pembuatan pupuk kompos dari dua menjadi tujuh, untuk memenuhi permintaan yang semakin tinggi," ujar Hasbi.


Selain mengembangkan produksi pupuk kompos di RSUD, mereka juga menjalin kerjasama dengan Desa Dasan Lekong, Kecamatan Sukamulia, yang dikenal karena keunggulannya dalam pengelolaan sampah. 


"  Pupuk kompos yang kita hasilkan berasal dari sampah organik di sekitar rumah sakit, seperti sisa makanan dan tumbuhan yang ada di rumah sakit " jelasnya. 


Pada tahun 2024, RSUD Selong ikut serta dalam lomba inovasi tenaga kesehatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan RI. Hasbi dengan bangga mengungkapkan bahwa salah satu tenaga kesehatan dari RSUD Selong berhasil masuk dalam 28 finalis dari 1200 peserta yang berasal dari seluruh Indonesia. 


"Kami terus termotivasi untuk memberikan yang terbaik dalam pengelolaan sampah dan mengembangkan nilai tambah dari produksi pupuk kompos kami," tambahnya.


Proses pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos membutuhkan waktu sekitar satu setengah bulan. RSUD Selong berharap bahwa inisiatif ini tidak hanya memberikan manfaat ekologis tetapi juga menginspirasi masyarakat lain untuk mengadopsi praktik ramah lingkungan serupa. Dengan langkah-langkah seperti ini, RSUD Selong terus berkomitmen untuk menjadi rumah sakit yang berkontribusi positif dalam gerakan pengelolaan sampah secara berkelanjutan dan ramah lingkungan. (glk)