LOMBOK TIMUR – Dalam rangka memperingati HUT Provinsi NTB ke-66, Pemkab Lombok Timur bersama Majelis Adat Sasak Paer Timuq menggelar sosialisasi penertiban Gendang Beleq dalam acara adat Nyongkolan. Kegiatan ini berlangsung di Bali Room Kantor Bupati Lombok Timur pada Selasa (17/12).
![]() |
Penandatangan piagam Gendang Beleq di Bali Room Kantor Bupati kemarin |
Acara tersebut ditandai dengan penandatanganan Piagam Gendang Beleq, yang berisi beberapa poin penting. Di antaranya, patuh terhadap UUD 1945 dan Pancasila, serta peraturan yang berlaku, termasuk Perda Provinsi NTB Nomor 06 Tahun 2021. Selain itu, piagam juga mengatur ketentuan seperti jarak iringan Gendang Beleq yang maksimal 700 meter ke tempat tujuan, variasi tabuhan Gendang Beleq maksimal dua kali, dan kewajiban menghentikan tabuhan ketika suara azan terdengar.
Dalam sambutannya, Pj Bupati Lombok Timur HM. Juaini Taofik menyatakan bahwa kegiatan ini menjadi momentum penting bertepatan dengan HUT NTB ke-66. "Kegiatan ini adalah momen yang tepat, apalagi semua elemen hadir. Kegiatan seperti ini bukan hanya diidamkan masyarakat Lombok Timur, tapi juga kabupaten lain di NTB," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa meski penertiban Gendang Beleq bukan perkara mudah, komitmen bersama antara pemerintah, masyarakat, dan Majelis Adat Sasak akan mampu mewujudkan hal tersebut. "Penandatanganan ini jauh lebih berat dalam pelaksanaan. Tapi jika ada komitmen bersama, Insyaallah semua akan berjalan lancar, termasuk dukungan anggaran yang akan kita pikirkan," tegasnya.
Pj Bupati juga menyampaikan harapan agar kegiatan ini terus berlanjut di masa kepemimpinan mendatang. "Dalam waktu dekat, NTB akan memiliki gubernur baru dengan visi NTB makmur dan mendunia. Insyaallah, kita bisa mencapai itu," tambahnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Majelis Adat Sasak Paer Timuq, Lalu Ali Yudha, menegaskan bahwa Majelis Adat Sasak siap menjadi fasilitator bagi pemerintah dan masyarakat dalam berbagai sektor, termasuk pelestarian budaya. "Kami ingin Majelis Adat Sasak menjadi jembatan antara pemerintah daerah dan masyarakat untuk membangun ekonomi, budaya, dan kesenian daerah. Lombok Timur tidak boleh lagi terdengar sebagai 'Sasak Lebung'," ungkapnya.
Ali juga berharap pemerintah mendatang lebih peduli terhadap persoalan budaya lokal, seperti Gendang Beleq. "Dengan dilantiknya bupati dan wakil bupati baru dalam waktu dekat, kita berharap perhatian terhadap budaya daerah semakin meningkat," tutupnya. (glk)
.
Post a Comment